TEORI BALON HABIBIE - JORDY MAHARANI WIANDRI (2013230002)
Pada
bulan Maret tepatnya pada tahun 1979 Presiden RI ke 3 B.J.Habibie
memperkenalkan teori balon untuk membangun pulau Batam demi memperkuat persaingannya
dengan Singapura karena Habibie berpikir bahwa SDM dan SDA di Batam mampu
menyusul Singapura. Teori ini berasumsi bahwa Singapura merupakan balon pertama
yang semakin lama akan semakin membesar karena kegiatan ekonominya yang terus
maju. Sedangkan Batam merupakan balon kedua yang akan menunggu ‘kelebihan
udara’ yang ada di balon pertama jika balon pertama pecah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Batam cepat atau lambat akan merasakan atau mendapatkan imbas
dari kelebihan pertumbuhan ekonomi yang dirasakan Singapura, dan seperti yang
kita ketahui bahwa Batam berada di jalur perdagangan Internasional dan ini pula
yang membuat Habibie berfikir demikian dan meningkatkan kerjasamanya dengan
pemerintah Singapura pada saat itu.
Selanjutnya
Habibie melakukan perjalanan mengelilingi wilayah Kepulauan Batam, Rempang dan
Barelang dan seteah itu menarik garis lurus dan memerintahkan untuk membangun
jembatan penghubung plus jalan Trans Balerang. Ada 6 jembatan lain yang
akhirnya berhasil dibangun atas perintah Presiden Habibie tersebut,
jembatan-jembatan ini akhirnya berhasil dibangun pada tahun 1998 secara
keseluruhan. Jika suatu saat para investor telah memenuhi Singapura maka para
investor lain akan melirik Batam untuk berinvestasi disana, ini adalah tujuan
utama dari pemikiran teori balon Habibie. Dan jika Batam telah penuh seperti
balon pertama maka investor akan dialihkan ke pulau-pulau yang terhubung oleh
jembatan Tran Barelang tersebut seperti Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Setokoh,
Pulau Rempang dan pulau lainnya.
Sumber:
http://ykbatam.org/index.php?pilih=hal&id=26,
Diakses pada 6 Maret 2016