TEORI PERBANDINGAN POLITIK - PRAYOGO SULAKSONO (2013230059)
Teori
Perbandingan Politik merupakan salah satu cabang studi ilmu politik. Dalam
Teori Pebandingan Politik ini, banyak istilah yang terlanjur digunakan secara
longgar dan diartikan secara berbeda-beda. Contohnya seperti “perbandingan
pemerintahan”, yang biasanya mengacu ke studi tentang berbagai negara bangsa di
Eropa. Studi perbandingan politik (comparative politics) lebih mempelajari
kegiatan-kegiatan politik dalam cakupan lebih luas, termasuk mengenai
pemerintahan dan berbagai lembaganya dan juga aneka organisasi yang tidak
secara langsung berhubungan dengan pemerintahan (antara lain adalah suku
bangsa, masyarakat, asosiasi-asosiasi, dan berbagai perserikatan). Istilah perbandingan
politik juga diartikan sebagai upaya untuk membandingkan segala bentuk kegiatan
politik, baik itu yang berkaitan dengan pemerintahan maupun yang tidak
berhubungan dengan pemerintahan.
Perbandingan
politik juga banyak bersumber dari pemikiran para tokoh di awal abad 20 seperti
Woodrow Wilson, James Bryce dan Carl Friedrich, yang mengarah ke studi formal
tentang pemerintahan dan negara. Karya dibidang lain yang turut mempengaruhi
studi perbandingan politik, antara lain karya A.R. Radcliffe-Brown dan
Bronislaw Malinowski dibidang Antropologi Gaetano Mosca, Vilfredo Pareto, Mark
Weber dan Emile Durkheim dibidang sosiologi dan sosiologi politik serta John M.
Keynes, Karl Marx dan V.I. Lenin dibidang ekonomi politik.
Pasca
Perang Dunia ke-2 studi perbandingan politik sangatlah besar. Menurut Braibanti (1968), disaat itulah terjadi
lonjakan riset tentang negara-negara baru, ditopang oleh perkembangan teknologi
riset dan melimpahnya dana penelitian yang antara lain disediakan pemerintah
yang menginginkan masukan-masukan dari kalangan akademis untuk menyusun aneka
program luar negeri, termasuk program bantuan untuk negara berkembang. Berikut
dua gaya pemikiran yang menjadi landasan analisis perbandingan politik:
a) Historisisme
Historisisme, tumbuh dari perdebatana
akademik Jerman diakhir abad ke 19. Pemikiran ini dianut oleh tokoh politik
seperti Hegel dan Marx. Historisisme berurusan dengan sejarah. Tokoh Karl
Mannheim menmandang historisisme sebagai suatu kekuatan intelektual yang
melambangkan wawasan-wawasan dunia dan merasuk kedalam pikiran sehari-hari.
Selain itu, Tokoh Eugene Miler memandang historisisme sebagai wawasan bahwa
tugas utama ilmuan sosial adalah menemukan hukum-hukum dimana keseluruhan
masyaraat berkembang dengannya dan berdasarkan hukum-hukum perkembangan
historis tersebut membuat prediksi masa depan.
b) Positivisme
Positivisme, Bertindak sebagai reaksi
terhadap Historisisme. David Hume merupakan pelopor terkemuka positivisme yang
tumbuh dari empirisisme inggris klasik dan tampaknya menjadi basis positivisme
didalam ilmu politik kontemporer. Sebagiannya lagi dipengaruhi oleh Henri
Saint-Simon yang menekankan pengetahuan ilmiah dan teknologi. Serta Aguste
Comte memperluas beberapa prinsip Positivisme , walaupun telah dipadukan dalam
tradisi kelompok historisisme. Para pemikir-pemikir ini dan pemikir yang lain
memberikan beberapa prinsip positivisme yang sekarang ini menekankan ilmu
empiris dengan konse, ukum dan teori yang mencerminkan peristiwa-peristiwa
dalam dunia nyata.
Pendekatan Dalam Ilmu Perbandingan
Politik
a) Pendekatan
Tradisional
Pendekatan Tradisional adalah pendekatan
yang saling menghubungkan fakta dan nilai dalam studi politik/ilmu perbandingan
politik. Pendekatan tradisional memfokuskan analisis pada struktur negara,
pemilihan umum dan partai politik.
Pendekatan ini cenderung menggambarkan institusi – institusi politik
tanpa mencoba membandingkannya atau mengidentifiasi tipe- tipenya. Contohnya
seperti ”institusi parlemen terhadap institusi presidensial”. Pendekatan
tradisional juga seringkali berpusat pada evolusi institusi-institusi formal
tertentu. Contohnya seperti “ asal asul sistem parlemen Inggris hingga ke magna
carta “. Selain itu , Pendekatan ini juga membatasi dalam pengujian atau
penelitianya hanya pada institusi-institusi Eropa Barat seperti Inggris,
Perancis, Jerman dan Swiss. Karena karakter-karakter tersebut pendekatan
Tradisional sering dianggap kurang memenuhi syarat dalam Ilmu Perbandingan
Politik.
b) Pendekatan
Perilaku ( Behavioral Approach )
Pendekatan Prilaku ( Behavioral Approach
) adalah suatu reaksi terhadap spekulasi teori-teori yang memberikan uraian
penjelasan, kesimpulan dan penilaian berdasarkan norma-norma / aturan-aturan
dan standar kekuasaan maupun Etnosentrisme, Formalisme dan Deskripsi Barat yang
menjadi karakteristik pendekatan tradisioal kontemporer. Pendekatan prilaku
dianggap para ilmuan sebagai jalan alternatif dalam melengkapi Pendekatan
tradisional karena pendekatan perilaku di anggap sistematis dalam hal melakukan
suatu perluasan skema-skema yang bersifat klasifikasi, konseptualisasi pada
beragam tingkat abstraksi, penyusunan, hipotesis dan lain-lain.
c) Pendekatan
Pascabehavioral
Pendekatan Pascabehavioral merupakan
Revolusi dari pendekatan-pendekatan sebelumnya. Pendekatan ini ada karena
akibat adanya pergeseran pendekatan lain seiring berjalannya waktu karena
adanya pencairan paradigma dari ilmu politik. Pendekatan ini lebih berorientasi
kemasa depan menuju relavansi dan tindakan.
Pendekatan ini terdiri dari beberapa
konsep, yaitu yang Pertama adalah Subtansi mendahului teknik sehingga
permasalahan sosial yang mendesak menjadi lebih penting dari pada peralatan
investigasi. Kedua, Behavioralisme secara ideologi bersifat konservatif dan
terbatas pada abstraksi, bukannya kenyataan saat kisis. Ketiga, ilmu tidak
dapat bersifat netral ketika dilakukan evaluasi, fakta tidak dapat dipisahkan
dari nilai dan alasan-alasan nilai harus dikaitkan dengan pengetahuan. Keempat,
kaum intelektual harus bertanggung jawab atas masyarakatnya, mempertahankan
nilai-nilai kemanusiaan dalam peradaban dan tidak semata-semata menjadi
sekelompok teknisi yang terisolasi dan terlindungi dari isu-isu dan
permasalahan yang melengkapi pekerjaan mereka. Kelima, para intelektual harus
berpartisipasi dalam politisasi institusi-institusi profesi dan akademik.
Daftar Pustaka
Chilcote, Ronald H. 2003. Teori perbandingan politik : Penelusuran paradigma/Ronald H. Chilcote;
penerjemah: Haris Munandar, Dudy Priatna. Jakarta: Raja Grafindo Persada