TEORI PERMAINAN (GAME THEORY) - FITRI BUDI LESTARI (2013230004)

23.47.00 0 Comments

Para ilmuan hubungan internasional menerapkan permainan atau game dalam upaya memahami prilaku atau pembuat keputusan politik luar negeri dalam menghadapi situasi konflik internasional. Hubungan antar negara yang bersifat kompetitif atau konfliktual digambarkan seolah-olah seperti orang yang sedang melakukan permainan catur, poker, bridge atau yang semacam itu. Model ini sering disebut sebagai “game theory”. Game theory menggambarkan bagaimana proses penalaran berlangsung dalam pembuatan keputusan.

Tokoh Teori Permainan :
1.      Einil Borel (1920) pencetus awal teori permainan
2.      Jhon Von Neuman menyempurnakan teori permainan

Asumsi yang melandasi teori ini adalah :
1.      Bahwa para pemain (aktor) berprilaku rasional yaitu memilih strategi atas dasar pertimbangan untung rugi dalam pencapaian tujuan yang jelas. Implikasi dari asumsi ini adalah bahwa para aktor dianggap punya kemampuan untuk mengetahui semua kemungkinan situasi yang dihadapi untuk menjabarkan urutan-uruan prioritas tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan semua kemungkinan sumber daya yang dimiliki.
2.      Asumsi kedua adalah bahwa para pemain punya kepentingan yang bertentangan walaupun hanya sebagian. Dengan demikian masing-masing pemain memiliki dua pilihan atau strategi (Mohtar Masoed: 289).

Game Theory  memiliki tiga kategori yaitu:
1.      Kategori I tidak menunjukan adanya konflik kepentingan nyata. Kepentingan kedua pemain (aktor) bahkan identik.  permainan ini bersifat trival, bukan benar-benar permainan.
2.      Kategori II kepentingan pemain itu benar-benar bertentangan. Semakin banyak kemenangan suatu pemain, semakin banyak kekalahan pemain lain, dan ini menggambarkan konflik yang tidak mungkin diselesaikan. Pemain yang rasional dalam permainan seperti ini akan berusaha memperoleh keuntungan sebanyak mungkin. Bagi kedua pemain itu kompromi tidak menguntungkan. Karena itu, tidak mungkin terjadi kerja sama. Permainan yang disebut zero sum game (kalau satu pemain menang berarti +1 dan yang kalah -1).
3.      Kategori III, sebagian kepentingan kedua pemain itu bertentangan, sebagian lagi bersesuaian. Permainan seperti ini bisa menggambarkan esensi potensi penyelesaian konflik deterens. Permainan yang bersifat non-zero, mixed motived atau mixed-interest ini mendasari semua permainan yang mensimulasi perlucutan senjata dan deterence nuklir. Dua bentuk dasar non-zero game ini adalah permainan disebut Prisoner’s Dilemma dan Chiken (Mohtar Masoed: 292).

Model Prisoner’s Dilemma, adalah sebuah model permainan dalam teori permainan. Permainan ini menggambarkan situasi jalan-buntu (dead lock) dimana dua orang yang berpotensi sebagai rekan tidak bisa mengadakan kerja sama satu sama lain karena tidak adanya sikap saling percaya.

Model Chiken, permainan ini menggambarkan situasi dimana dua orang pemain saling adu kekuatan. Kekuatan mereka diukur dari keberanian mengambil resiko dari keputusan yang diambil.

Kritikan terhadap teori permainan :
Tidak menggunakan nilai, etika dan norma, serta berfikir terbur-buru sehingga tidak rasional, mendahulukan kapitalisme, universalisme dan pragmatis hanya mencari keuntungan.

Referensi :

Mas’eod, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodelogi. LP3ES. Jakarta

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google