TEORI INTERDEPENDENSI - DIAJENG RANGGI RATU RENDANI (2013230050)

00.15.00 0 Comments

Dalam teori interdependensi , menyatakan bahwa negara bukan aktor independen secara keseluruhan, tetapi negara saling bergantung satu dengan yang lain. Tidak ada satu negara pun yang secara keseluruhan dapat memenuhi segala kebutuhan dan kepentingannya secara sendiri, melainkan bergantung dengan segala sumber daya dari negara itu sendiri dan dari negara lain. Oleh karena itu, kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara akan berdampak cepat terhadap negara lainnya.

            Interdependensi merupakan sebuah turunan dari liberalisme.  Di dalam liberalisme interdependensi berasumsi bahwa modernisasi akan meningkatkan tingkat interdependensi antar negara. Interdependensi merupakan saling ketergantungan yang mempertemukan kekurangan dari masing-masing negara melalui keunggulan komparatif masyarakat. Pemahaman tersebut berdasarkan pemikiran dari Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye. Aktor transnasional menjadi semakin penting, kekuatan militer tidak absolut, dan kesejahteraan merupakan tujuan yang dominan dalam suatu negara.

            Interdependensi dapat terjadi di berbagai isu, seperti ekonomi dan politik. Di sektor ekonomi seperti perdagangan, investasi dan finansial. Transaksi perdagangan memiliki implikasi yang besar terhadap interdependensi dibandingkan transaksi internasional yang berupa informasi antar pemerintah. Akan terjadi mutual dependent antar negara dalam hal barang dan jasa yang tidak dapat mereka produksi sendiri. Interdependensi semacam ini akan sangat merugikan jika diputuskan hubungannya. Sektor investasi, semakin tingginya kenaikan resiko bagi para aktor interdependensi akan mengalami kecenderungan yang disebabkan oleh berubahnya pola investasi. Pada sektor finansial, hal yang menjadi sangat vital dalam hubungan interdependensi adalah nilai tukar uang. Setiap perubahan-perubahan yang terjadi dalam operasi keuangan akan meningkatkan hubungan interdependensi. Sedangkan pada sektor politik, terdapat suatu kesadaran bahwa suatu negara tidak dapat menjamin kelangsungnan hidupnya secara sendiri tanpa adanya kerjasama dengan negara lain. Kerjasama antar negara tersebutlah yang akan dapat saling melengkapi kekurangan dari masing-masing negara.

            Dalam interdependensi keberhasilan suatu negara dalam bekerjasama bertumpu pada dua hal, yaitu power dan kemampuan tawar menawar, dan rezim internasional. Power dan kemampuan tawar menawar berkaitan dengan kondisi interdependensi yang tidak sejalan atau asimetris, karena dalam teorinya hubungan interdependensi lebih mengarah kepada hubungan timbal balik, namun pada kenyataannya hubungan yang sejalan atau simetris tersebut jarang terjadi. Kemudian, rezim internasional bertumpu pada hubungan saling ketergantungan yang tidak sejalan atau asimetris yang menyediakan setiap pihak untuk saling mempengaruhi melalui kebijakan ekonomi politiknya dalam mencapai kesepakatan diantara mereka.

Sumber:
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya.

Yanuar, Ikbar. 2006. Ekonomi Politik Internasional Konsep dan Teori. Bandung: PT. Refika Aditama.

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google