TEORI POLITIK LINGKUNGAN (PERSPEKTIF GREEN THOUGHT) - ERLINA NATALIA (2013230009)

23.08.00 0 Comments

Jika keamanan internasional dan perekonomian global adalah dua area isu tradisional utama dalam politik dunia, sebagian pakar saat ini menyatakan bahwa lingkungan telah muncul sebagai isu utama ketiga (Robert Jackson,2013:502). Isu lingkungan hidup telah menjadi topik pembicaraan beberapa waktu belakangan ini, permasalahan yang timbul dari isu lingkungan adalah kelangkaan sumber daya, hujan asam, pelapisan ozon dan pemanasan global.

Topik lingkungan semakin sering muncul pada agenda internasional semakin meningkatnya jumlah penduduk maka aktivitas ekonomi dan sosial manusia berjalan terus dan mengancam kestabilan lingkungan, hingga muncul Green Thought atau yang bisa disebut juga politik hijau. Green Thought digunakan sebagai cara untuk berpikir yang sangat radikal tentang hubungan manusia dengan alam.

Green Thought (politik hijau) menuntut perubahan mendasar dalam hal organisasi sosial-politik dan memberikan penghargaan bagi spesies non manusia yang secara singkat untuk memperhatikan kondisi lingkungan hidup untuk masa depan. Karakteristik politik hijau adalah ekosentrisme sebuah penolakan terhadap pandangan Antroposentrisme ialah suatu pandangan yang meyakinkan bahwa manusia sebagai pusat alam semesta atau dapat dikatakan bahwa manusia yang paling eksklusif (Steans&Pettiford,2009: 377). 
Dengan kata lain Green Thought mencoba mengemukakan pandangan yang menyeluruh terhadap hubungan manusia dengan ekosistem global, selain menolak pandangan antroposentris, Green Thought mempercayai bahwa intervensi yang dilakukan oleh manusia dapat menjadi ancaman yang membahayakan bagi seluruh spesies termasuk manusia dan termasuk alam itu sendiri.
Asumsi:
1.      Para pemerhati lingkungan menekankan global diatas internasional, contohnya, Nilai penting komunitas global sama diakuinya dengan hak dari komunitas lokal
2.      Pemerhati lingkungan melihat kebiasaan-kebiasaan manusia masa kini yang beberapa tidak sejalan dengan non manusia
3.      Pemerhati lingkungan melihat bahwa kebiasaan manusia zaman moderen berdasarkan pandangan antroposentris yang merupakan penyebab utama dari krisis lingkungan hidup


Daftar Pustaka
1.      Steans, Jill & Pettiford, Lloyd (2009). Hubungan Internasional Perspektif dan Tema. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2.      Jackson, Robert & Sorensen, Georg (2013). Pengantar Studi Hubungan Internasional edisi kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google