TEORI EKONOMI POLITIK - ERIKA SUSAN YOLANDRA (2013230076)
Ekonomi
dan politik merupakan dua hal yang sangat sulit untuk dipisahkan. Ekonomi dan
politik sangatlah kompleks sehingga ada hubungan antara negara dan pasar yang
dikuasai oleh Hubungan Internasional. Ekonomi dan Politik akan selalu berjalan
bersamaan.Hal tersebut merupakan hal mendasar dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat, pemerintah, maupun negara. Cakupannya bisa di dalam negeri bahkan
sampai ke luar negeri. Menurut Polanyi dan Giplin dalam buku Pengantar Studi
Hubungan Internasional Teori dan
Pendekatan, kekuatan ekonomi merupakan basis penting bagi kekuatan politik.
Jika ekonomi adalah pencapaian kekayaan, maka politik adalah pencapaian
kekuatan, keduanya selalu saling berinteraksi satu sama lain. Ada 3 teori yang
menghubungkn ekonomi dan politik dengan pandangan yang berbeda, yaitu,
Merkantilisme, Liberalisme Ekonomi, dan Marxisme.
Aktor merkantilisme adalah negara.
Merkantilisme adalah pandangan dunia tentang elite politik yang berada di garis
depan pembangunan negara modern. Para merkantilisme mengatakan bahwa ekonomi
adalah alat politik yang merupakan suatu dasar bagi kekuatan politik.
Perekonomian internasional merupakan arena konflik antara kepentingan para pelaku yang
bertentangan daripada area kerjasama yang saling menguntungkan. Bagi
merkantilis persaingan ekonomi antarnegara bersifat zero-sum-game. Zero-sum-game
ialah di mana keuntungan dari suatu merupakan kerugian bagi negara lain.
Teori ini menyatakan bahwa kekuasaan
di suatu negara didasarkan pada kekayaan (modal) dan tujuan pemerintah di
setiap negara tidak lain untuk terus menambah kekayaan mereka. Karena itu pula
suatu negara lebih menitikberatkan pada sistem ekspor-impor. Beberapa ciri dari
merkantilisme adalah :
1. Peningkatan
ekspor dengan cara menggunakan produk dalam negeri
2. Menerapkan
bea masuk yang tinggi untuk mencegah masuknya barang industri dari negara lain
3. Hanya
bahan mentah atau baku yang diimpor dari negara lain
4. Mencari
negara-negara jajahan untuk memperoleh kekayaan.
Dengan
beberapa ciri diatas sudah sangat jelas dengan menggunakan sistem zero-sum-game, di mana ekspor harus
lebih tinggi dibandingkan impor, maka negara yang melakukan sistem ini sudah
jelas akan mendapatkan keuntungan yang semakin tinggi dan memberikan dampak
kerugian bagi negara lain yang bekerjasama dengan negara tersebut. Sehingga
negara yang mendapatkan kekayaan menjadi semakin kuat sehingga kesejahteraan
nasional negara tersebut dapat terus meningkat dan terus meningkat. Jadi, sudah jelas merkantilisme
beranggapan bahwa negara yang memiliki kekayaan (ekonomi) akan lebih mudah
untuk mencapai kekuasaannya (politik).
Referensi :
Jackson, Robert dkk. 2013. Pengantar Studi Hubungan Internasional Teori
dan Pendekatan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.