TEORI EKONOMI POLITIK - NURUL AFIFAH (2013230109)
Ekonomi dan politik akan selalu berjalan bersama dalam kehidupan manusia.
Hal tersebut merupakan hal mendasar yang selalu ada dalam masyarakat,
pemerintah dan negara, baik di dalam maupun luar negeri. Ekonomi dan politik
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ekonomi dan politik sangatlah
kompleks sehingga ada hubungan antara negara dan pasar yang harus dikuasai oleh Hubungan
Internasional. Ada 3 teori yang menghubungkan politik dan ekonomi dengan
pandangan yang berbeda, yaitu Merkantilisme, Liberalisme Ekonomi dan Marxisme.
Merkantilisme berkembang pada abad
ke-16 dan ke-17. Merkantilisme adalah pandangan dunia tentang elite politik
yang berada di garis depan pembangunan negara modern. Aktor dari teori
Merkantilisme ini adalah negara. Para pemikir merkantilisme berpandangan bahwa
aktifitas ekonomi tunduk pada tujuan utama pembangunan negara yang kuat. Jadi
dapat dikatakan bahwa ekonomi adalah alat politik yang merupakan suatu dasar
bagi kekuatan politik. Merkantilis berpandangan bahwa perekonomian
internasional adalah karena konflik antara kepentingan nasional yang
bertentangan daripada area kerja sama dan saling menguntungkan (Jackson, 2013:
285). Maksudnya adalah, kepentingan nasional yang harusnya dapat dicapai dengan
jalan kerja sama dan saling menguntungkan kedua belah pihak yang melakukan
kerja sama tersebut dianggap tidak sesuai dengan yang seharusnya dan
bertentangan. Bagi merkantilis persaingan ekonomi antarnegera merupakan zero-sum game.Maksud dari zero-zum game ialah di mana keuntungan
suatu negara merupakan kerugian bagi negara lain.Jadi, merkantilisme
beranggapan bahwa kekayaan (ekonomi) dan kekuasaan (politik) adalah tujuan yang
saling melengkapi dan tidak saling bertentangan (Jackson, 2013: 289). Jika
negara tersebut sudah berhasil mendapatkan kekayaan, maka kekuasaan negara
tersebut akan meningkat dan kesejahteraan masyarakatnya akan terjamin.
Ketergantungan ekonomi dengan negara-negara lain juga harus dihindari sejauh
mungkin agar negara tetap dapat memiliki keuntungan dan kekayaan namun produksi
dalam negerinya tetap tinggi dan tidak kalah saing dengan produksi dari negara
lain.
Asumsi
Dasar Perspektif Merkantilisme
Perspketif
Asumsi Dasar
|
Merkantilisme
|
Aktor
Unit Analisi
|
Negara –
bangsa yang secara rasonal memaksimalkan kekuasaan.
|
Tujuan
kegiatan ekonomi-politik internasional
|
Maksimalisasi
kepentingan nasional.
|
Sifat
hubungan dan sistem ekonomi politik internasional
|
Konfliktual
dan hanya menguntungkan yang kuat
|
Peran negara
|
Primer:
memperjuangkan kepentingan nasional (kekuasaan politik GNP, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas social)
|
Hubungan
ekonomi dan politik
|
Politik
menentukan ekonomi yang tunduk pada pertimbangan kekuasaan
|
Kemungkinan
perubahan
|
Perubahan
ekonomi-politik terjadi karena perubahan dalam distribusi/perimbangan
kekuasaan
|
Preskripsi
|
Negara lemah
harus intervensi pasar demi melindungi ekonomi domestik dari dominasi asing
|
Sebagai teori dan praktek ekonomi, merkantilisme sangat popular bagi
pemerintah yang sedang melakukan pembinaan kekuatan negara (state building).
Karena upaya seperti itu memerlukan pengintegrasian politik dan ekonomi, maka
negara menjadi aktor utama yang secara aktif dan rasional mengatur ekonomi demi
meningkatkan kekuasaan negara. Perspektif
ini juga menegaskan bahwa kebijakan ekonomi selalu tunduk pada kepentingan
politik dan kekuasaan. Karena itu perubahan ekonomi-politik hanya mungkin
terjadi kalau perubahan dalam distribusi atau perimbangan kekuatan. Kaum
merkantilis memandang perdagangan bebas sebagai ideology dari negara yang telah
lebih dahulu menjadi kekuatan hegemonik dalam sistem internasional. Ideologi
itu dikembangkan oleh negara hegemonik tersebut karena sesuai dengan
kepentingan nasionalnya., yaitu mempertahankanatau memperbesar kekuasaannya.
Referensi :
Jackson, Robert
dkk. (2013). Pengantar Studi
Hubungan Internasional Teori dan Pendekatan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mas’oed,
Mochtar. (2003). Ekonomi- Politik Internasional
dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar