TEORI EKONOMI POLITIK - MULIANA HASMI ROTUA (2013230066)
Tokoh
Marxisme: 1. Karl Marx dalam bukunya (Communis Manifesto).
2. Friedrich Engels dalam bukunya (Das Capital).
Marxisme merupakan teori yang
dikemukakan oleh Karl Marx, seorang filsuf yang berasal dari Jerman. Marxisme
muncul sebagai kritik atas kapitalisme yang bersifat eksploitatif. Marxisme
menekankan pada bidang ekonomi daripada bidang politik (Jackson dan Sorensen,
2009). Karena menekankan pada ekonomi, Marxisme memandang masyarakat terbagi
menjadi dua kelas sosial yakni kaum borjuis dan kaum proletar (Hobden dan
Jones,2001).
Dalam Teori Marxisme, Marx melihat
bahwa yang menentukan segala-galanya adalah ekonomi yaitu materi. Bagi Marx
politik hanya menjadi medium lewat mana kelas yang berkuasa menjalankan dan
melegitimasi kontrolnya. Peran negara dalam perspektif Marxis adalah menyiapkan
kondisi-kondisi politik dan penekanan-penekanan yang penting untuk memelihara
setiap moda produksi. Negara dalam hal ini melayani kelas yang memerintah baik
secara langsung maupun tidak langsung. Jadi, walaupun peran negara adalah untuk
menjalankan otoritas kekuasaan namun, sumber pengaruhnya terletak pada personel
dan institusi-institusi yang membentuk negara yaitu pada kelas yang berkuasa
yang terdiri atas kekuatan-kekuatan materi dan hubungan sosial produksi
(Staniland,1985). Marx percaya bahwa dalam setiap organisasi ekonomi ada
struktur dominasi. Konsep kelas sangat sentral dalam teori marx dimana ia
melihat bahwa kelas-kelas yang diorganisir secara politik tidak muncul spontan
dibawah kapitalisme.
Inti dalam model marxis adalah
pimpinan pemerintahan di negara modern tidak lebih dari suatu kepanitiaan untuk
menyelenggarakan urusan bersama, tetapi hanya untuk kepentingan kelompok
borjuis dan kapitalis. Pandangan Engels dan Marx pada awalnya muncul di Abad ke
18 yang merupakan reaksi terhadap kondisi tertekannya kaum rakyat jelata dan
kaum buruh (proletar). Karl Marx kemudian memunculkan teori "perjuangan
kelas", yang mengatasnamakan kepentingan kaum proletar untuk memperbaiki
nasib kaum petani dan buruh. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah penghapusan
struktur kelas sosial dalam masyarakat (Rudy, 2007, h.64-65).
Kaum Marxis melihat kapitalisme dan
pasar telah menciptakan perbedaan yang ekstrim yaitu kekayaan untuk kapitalis
dan kemiskinan untuk kaum buruh. Hasil pertumbuhan ekonomi dalam sistem
kapitalis selalu diredistribusikan secara tidak merata. Perspektif Marxis
menolak pendapat bahwa pertukaran yang terjadi antar individu pasti
memaksimalkan kemakmuran seluruh masyarakat. Karena itu marxis memandang
kapitalisme sebagai sistem yang mengandung potensi konflik. Dalam hal ini
pemikiran Marxis sangat mempersoalkan efek kegiatan ekonomi terhadap distribusi
pendapatan, karena tujuan kegiatan ekonomi dan politiknya adalah untuk
redistribusi kekayaan dan kekuasaan. Bagi Marxis distribusi kekayaan diantara
kelas-kelas sosial adalah yang paling pokok.
Asumsi
perspektif ini sebagai berikut:
1. Kelas sosial adalah aktor dominan dalam ekonomi
politik dan merupakan unit analisis pokok. Dalam masyarakat kapitalis, kelas
kapitalislah yang menentukan kebijaksanaan publik termasuk politik luar negeri.
2. Kelas-kelas itu bertindak berdasar kepentingan
materiil mereka yang artinya masing- masing kelas sosial itu bertindak demi
memaksimalkan kemakmuran ekonomi kelasnya secara keseluruhan.
3. Basis dari ekonomi kapitalis adalah eksploitasi
kelas buruh oleh kelas kapitalis.
Menurut Marx, pengambilan nilai
lebih oleh kapitalis membuat buruh tidak bisa memperoleh hasil kerja yang
sepenuhnya. Tidak hanya itu ia juga berkesimpulan bahwa ekonomi politik yang
ada bersifat konfliktual, karena hubungan antara kapitalis dengan buruh itu
pada dasarnya antagonistik. Intinya, dalam hal ini nilai lebih yang diperoleh
itu sebenarnya bukanlah hak sah bagi kapitalis karena investasi yang dia
berikan melainkan diperoleh/dirampas dari kaum buruh. Ketika sarana produksi
dikendalikan oleh suatu minoritas dalam masyarakat, yaitu kaum kapitalis, maka
yang terjadi adalah kaum buruh menjadi tidak mendapatkan haknya dengan
sepenuhnya. dan dengan demikian konflik antar kelas akan terjadi karena adanya
eksploitasi ini. Bagi Marxis, hubungan antara kaum kapitalis dengan kaum buruh
bersifat 'Zero-Sum game' yaitu keuntungan yang diperoleh kapitalis berarti
kerugian bagi kaum buruh, begitupun sebaliknya (Mas'oed, 2008, h.52).
Nomor
|
Perspektif
Asumsi Dasar
|
Marxisme/Radikal
|
1
|
Aktor
Unit Analisis
|
Kelas
sosial yang saling bersaing
|
2
|
Tujuan
Kegiatan Ekonomi-Politik Internasional
|
Maksimalisasi
kepentingan kelas
|
3
|
Sifat
Hubungan & Sistem Ekonomi Politik Internasional
|
Konfliktual
& menguntungkan si kuat
|
4
|
Peran
Negara
|
Primer:
Memperjuangkan
kepentingan kelas (menjamin kondisi bagi kelestarian kapitalis ).
|
5
|
Hubungan
Ekonomi dan Politik
|
Ekonomi
memang menentukan politik
|
Daftar Pustaka:
Deliarnov. (2006). Ekonomi
Politik: Mencakup Berbagai Teori dan Konsep yang Komprehensif. Jakarta:
Erlangga.
Mas'oed, mochtar. (2008).
Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rudy. (2007). Ekonomi Politik
Internasional: Peran Domestik hingga Ancaman Globalisasi. Bandung: Nuansa