TEORI KETERGANTUNGAN - ANISSA (2013230048)

06.30.00 0 Comments

Akhir 1960-an “pasca behavioralis” untuk membuat studi hubungan internasional menjadi relevan dengan persoalan manusia masa kini, dalam literatur berbahsa inggris tentang ilmu ini muncul teorisasi tentang hubungan yang asimetris, yaitu hubungan ketergantungan. Teori ini sudah berkembang di tempat asalnya, yaitu Amerika Latin sejak awal 1950-an. Pada dasarnya, teori ini menjelaskan persoalan kemunduran negara-negara bekas jajahan di Dunia Ketiga dengan melihatnya dalam konteks global. Teoritisi modernisasionis menduga bahwa kemunduran itu bersifat internal dan cultural (seperti, kurangnya “motivasi berprestasi” despotsme, korupsi), teorisasi dependencia hendak menunjukan bahwa penyebab itu bersifat eksternal dan struktural. Sementara teoritisi imperialism melihat hubungan antara negara kuat dan lemah itu dari persepektif negara penjajah (Eropa dan Amerika Utara), teoritisi dependencia memandang persoalannya dari persepektif negara terjajah. 
Inti dari teori dependencia, yaitu penetrasi asing dan ketergantungan eksternal menyebabkan timbulnya distorsi besar-besaran dalam struktur ekonomi “pinggiran” (periphery), yang pada gilirannya menimbulkan konflik sosial yang gawat dan akhirnya mendorong timbulnya penindasan negara terhadap rakyat di masyarakat yang tergantung itu. Hampir semua negara Dunia Ketiga mengalami penetrasi mendalam dan sangat tergantung pada negara-negara industry maju dan terutama ekonomi dunia. Penetrasi itu bisa terjadi melalui cara, ekonomi, politik dan cultural, dan berbagai periode perkembangan suatu negara. Penetrasi ekonomi bisa melalui financial atau teknologis. Cara paling umum adalah melalui penanaman modal langsung, dimana perusahaan multinasional (PMN) membentuk cabang-cabang yang terlibat dalam pertambangan, pertanian, pabrik mesin dan perdagangan. Penetrasi politik dan cultural bisa berlangsung melalui paket-paket meteril atau simbolis, seperti bukum program televise, Koran, majalah dan film. Misalnya, para pemuda yang pulang belajar di negeri pusat bisa membawa unsur-unsur kultur industrial Barat, seperti cara berpikir dan bertindak, ideology, nilai pola konsumsi (Mos’oed,1990:204).

Daftar Pustaka :

Mos’oed, Mochtar. (1990). Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google