TEORI KETERGANTUNGAN - WAHYU MUHIKMAH (201323011)1
Teori Ketergantungan atau yang biasa di kenal dengan
teori Dependensi ini mulai menjadi populer pada tahun 1960an. Teori
ketergantungan sendiri mengkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara
dunia pertama dan negara dunia ketiga. Teori ini kemudian berkembang sebagai
suatu kritik terhadap teori modernisasi yang dianggap sangat menyesatkan dalam
hal prediksi nya terhadap prospek pembangunan di dunia ketiga. Teori
Modernisasi yang menyatakan bahwa pembangunan itu seharusnya mencontoh apa yang
dilakukan oleh negara-negara barat yang telah terlebih dahulu maju, justru
malah membuat negara dunia ketiga yang mengikuti teori tersebut menghadapi
masalah dalam hal perekonomiannya. Hal tersebutlah yang kemudian turut
mendorong muncul nya teori ketergantungan ini.
Tokoh-tokoh
dari teori ketergantungan ini adalah Theotonio Dos santos dan Raul Prebisch.
Dalam hal ini Thetonio Dos Santos menjelaskan bahwa kehidupan suatu negara
tertentu (negara berkembang) dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari
kehidupan ekonomi negara lain (negara maju), yang dimana negara tertentu
(negara berkembang) ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Atau
dengan kata lain positif atau negatifnya dampak perkembangan pembangunan di
negara maju akan membawa dampak pada negara berkembang. Sedangkan Raul Prebisch
lebih mengkritik konsep pembagian kerja secara internasional yaitu International
Division of Labor (IDL), yang menurutnya telah menjadi penyebab
munculnya masalah pembangunan di negara berkembang. Karena dengan adanya konsep
pembagian kerja secara internasional yang didasarkan pada teori keunggulan
komparatif, telah membuat negara-negara di dunia melakukan spesialisasi
produksinya. Yang mana oleh karena itu, negara-negara di dunia terbagi menjadi
dua kelompok, yaitu negara pusat (center) yang menghasilkan barang
industri dan negara pinggiran (pheriphery) yang memproduksi hasil
pertanian. Dimana keduanya saling melakukan perdagangan namun dalam hal ini
dapat terlihat bahwa negara pusat yang melakukan spesialisai pada industri
menjadi kaya, sedangkan negara pinggiran tetap saja miskin. Padahal seharusnya
kedua negara tersebut sama-sama kaya karena perdagangannya saling
menguntungkan.
Saya
setuju dengan teori dependensi ini, karena pembagian kerja secara internasional
inilah yang menyebabkan adanya negara kaya dan negara miskin, tidak adanya
keadilan dalam pembagian hasil kerja. Dimana negara pusat yang memiliki kapital
dan bekerja di sektor industri akan terus menjadi negara kaya, sedangkan negara
pinggiran yang bekerja di sektor pertanian akan terus menjadi negara yang
semakin miskin. Hal ini dapat terlihat di kawasan Amerika Serikat dan Amerika
Latin, dimana Amerika Serikat merupakan negara yang kaya yang bekerja di sektor
industri, sedangkan Amerika Latin adalah kawasan yang miskin dan bekerja di
sektor pertanian. Negara-negara di Amerika Latin hanya menjadi negara pinggiran
yang sangat bergantung dengan negara pusat yaitu Amerika Serikat. Ciri-ciri
dari perkembangan kapitalisme di negara-negara kawasan Amerika Latin adalah
kehidupan ekonomi yang tergantung dengan negara pusat, adanya kerja sama antara
modal asing dengan kelas-kelas yang berkuasa di negera-negara kawasan Amerika
Latin, yakni para pejabat pemerintah, tuan tanah, dan pedagang, serta
terjadinya ketimpangan antara golongan kaya yaitu kelas dominan yang melakukan
eksploitasi dan golongan miskin yaitu rakyat jelata yang dieksploitasi di
negara-negara kawasan Amerika Latin.
Referensi:
Jackson, Robert dan Georg Sorensen. (2009). “ Pengantar
Studi Hubungan Internasional”. Yogyakarta; Pustaka Pelajar
Stean, Jill & Pettiford, Llyod, Hubungan
Internasional; Perspektif dan Tema., Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.