TEORI SISTEM DUNIA - CITRA TRIBUANA DEWI (2013230027)

06.47.00 0 Comments

               Teori sistem-dunia merupakan teori karya Immanuel Wallerstein. Ia  memahami Teori Sistem Dunia sebagai perkembangan ekonomi kapitalis dunia yang saling bertautan. Ketika kapitalisme menyebar ke seluruh dunia mulai berkembanglah sebuah ‘pusat’ yang terdiri dari kota-kota yang cukup maju, pabrik terus bertumbuh, dan tenaga kerja yang punya skill dan dibayar layak, dan  sebuah ‘pinggiran’ tempat berasalnya bahan mentah yang diperlukan untuk kebutuhan ekspansi dan barang primer diperoleh. Dengan lingkungan seperti itu pinggiran adalah tempat yang stagnan, mereka yang memiliki uang, teknologi dan skill akan berpindah ke pusat. Awalnya, perbedaan ‘pusat’ dan ‘pinggiran’ tidak terlalu terlihat, tetapi secara bertahap kesenjangan semakin lama semakin meluas, negara-negara ‘pusat’ berfokus pada produksi manufaktur, sedangkan ‘pinggiran’  hanya menghasilkan produk primer dan komoditas dasar.

            Sejalan dengan itu, teori ini berpendapat bahwa tidak meratanya pembangunan di dunia dan adanya pembagian dunia ‘pertama’ dan ‘ketiga’ merupakan penerapan fungsi dari sistem dunia yang kapitalis, bukan akibat dari ketertinggalan sejarah atau suatu masalah teknis. Teori sistem-dunia juga mengajukan keberadaan istilah ‘semi-pinggiran’ semua masyarakat menengah yang berperan penting dalam memfungsikan sistem dunia sebagai sebuah keseluruhan. Ketika teori sistem dunia diterapkan dalam hubungan internasional, bagiannya yang paling diutamakan adalah sebuah pernyataan bahwa unit-unit dengan tingkat lebih rendah   (negara, komunis, individu) memang penting, tetapi tingkat paling tinggi (dari sistem-dunia) membatasi perilaku dengan berbagai cara. Dengan demikian tidak masalah jika kita memulaai dari premis bahwa negara adalah aktor otonom. Hal ini juga memperingatkan perihal institusi sosial secara terus menerus berubah dan beradaptasi setiap waktu dan dalam  konteks sistem dunia yang dinamis.

Daftar pustaka:

Steans, Jill dan Llyod Pettiford. (2009).  Hubungan Internasional: Perspektif dan Tema.   Yogyakarta :   Pustaka Pelajar.

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google