TEORI EKONOMI POLITIK - INES KRISDAYANTI (2013230080)

09.17.00 0 Comments

            Ekonomi dan politik adalah dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Karena dua hal tersebut tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat ataupun bernegara sekalipun. Ekonomi dan politik akan lebih kompleks bila kita kaitkan dalam negara. Ekonomi dan politik pasti akan digunakan negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya, kedua hal tersebutpun akan menentukan kebijakan apa yang akan diambil atau dibuat oleh suatu negara. Menurut Polanyi dan Gilpin dalam buku pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan, kekuatan ekonomi merupakan basis penting bagi kekuatan politik.Jika ekonomi adalah tentang pencapaian kekayaan, maka politik adalah tentang pencapaian kekuatan. Pada saat ini, secara umum terdapat tiga pendekatan utama yang mampu menjelaskan ekonomi politik, yaitu merkantilisme, liberalisasi ekonomi dan marxisme.

            Merkantilisme muncul pada abad ke-16 dan ke-17. Merkantilisme memandang betapa pentingnya peran negara sebagai elite politik utama yang berada di garis depan pembangunan negara modern. Para pemikir merkantilisme berpandangan bahwa aktifitas ekonomi tunduk pada tujuan utama pembangunan negara yang kuat. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi adalah alat politik yang merupakan suatu dasar bagi kekuatan politik. Merkantilis berpandangan bahwa perekonomian internasional adalah arena konflik antara kepentingan nasional yang bertentangan daripada area kerjasama dan saling menguntungkan (Jackson, 2013: 285). Maksudnya adalah, kepentingan nasional yang harusnya dapat dicapai dengan jalan kerja sama dan saling menguntungkan kedua belah pihak yangmelakukankerjasamatersebutdianggaptidaksesuaidengan yang seharusnyadanbertentangan.Dengan kata lain, Setiap negara memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Ketika kepentingan beberapa negara bertemu dan saling berbenturan maka akan menimbulkan konflik dan berujung pada zero-sum game, dimana yang kuat akan mendominasi.Karena bagi merkantilis, persaingan ekonomi antar negara merupakan zero-sum game.

            Merkantilisme memandang bahwa kepentingan nasional suatu negara merupakan hal yang terpenting, sehingga segala kegiatan ekonomi berada di bawah kendali kepentingan politik, dimana negaralah yang menjadi aktornya, oleh karena itu negara bertanggungjawab atas tercapainya kepentingan nasional. Negara sebisa mungkin menghindari ketergantungan kepada negara lain. Hal tersebut dalam rangka menjaga kepentingan nasional, agar tidak terpecah antara kepentingan ekonomi dan kepentingan keamanan (Jackson & Sorensen, 2009). Merkantilisme lebih mengenal self-determination atau menentukan nasib sendiri dibandingkan dengan interdependensi, hal ini disebabkan karena menurut kaum merkantilisme tidak ada kerjasama yang menguntungkan yang ada hanyalah kompetisi yng saling menjatuhkan.

Teori merkantilisme mengatakan kekuasaan negara berdasarkan pada kekayaan, dan tujuan negara adalah mencari dan mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya untuk menjadi kuat. Dengan kata lain negara akan terus mengeksploitasi perekonomian internasional melalui kebijakan ekspansi.

Jadi, merkantilisme beranggapan bahwa kekayaan (ekonomi) dan kekuasaan (politik) adalah tujuan yang saling melengkapi dan tidak saling bertentangan (Jackson, 2013: 289). Dan yang membedakan merkantilisme dengan pendekataan yang lainnya adalah terletak pada posisi politik yang lebih penting dan negara diatas ekonomi. Dimana ekonomi semata-mata digunakan sebagai alat untuk meninkatkan kekuatan untuk bertahan hidup dan mencapai kepentingan nasionalnya.
           
Referensi :

Jackson, Robert et al. (2013). Pengantar Studi Hubungan Internasional Teori dan Pendekatan.  Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google